Minggu, 17 Januari 2010

Mengenal Ibu Kota dan Mata Uang Negara-Negara ASEAN

Soal Latihan: SD Kelas 6 Untuk Guru
Mengenal Ibu Kota dan Mata Uang Negara-Negara ASEAN

Tujuan:

Anak dapat mengenal nama ibu kota dan mata uang yang berada di negara-negara ASEAN.


Petunjuk:

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara memilih salah satu jawaban yang benar !


1. Ibu kota negara Laos adalah . . .
a. Phnom Penh
b. Manila
c. Vientiane
d. Kuala Lumpur

2. Apakah nama Ibu kota negara Myanmar ?
a. Bangkok
b. Rangoon
c. Singapura
d. Vientiane

3. Hanoi adalah nama ibu kota negara . . .
a. Singapura
b. Kamboja
c. Vietnam
d. Filipina

4. Negara yang beribu kota Bangkok adalah . . .
a. Malaysia
b. Myanmar
c. Indonesia
d. Thailand

5. Bandar Seri Begawan adalah ibu kota dari Negara . . .
a. Laos
b. Kamboja
c. Brunei Darussalam
d. Malaysia

6. Nama mata uang negara Malaysia adalah . . .
a. Ringgit
b. Dolar
c. Sen
d. Rupiah

7. Peso adalah nama mata uang dari negara . . .
a. Thailand
b. Filipina
c. Vietnam
d. Kamboja

8. Apakah nama mata uang negara Myanmar ?
a. Baht
b. Kyat
c. Riel
d. New Kip

9. Disebut apakah mata uang dari negara Indonesia ?
a. Rupiah
b. Ringgit
c. Rupee
d. Dinar

10. New Kip adalah mata uang dari negara . . .
a. Vietnam
b. Thailand
c. Singapura
d. Laos

Soal Latihan: SD Kelas 6




Soal Latihan: SD Kelas 6


Untuk Guru
Perkembangbiakan Tumbuhan
Tujuan: anak dapat mengenal macam-macam perkembangbiakan pada tumbuhan.

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar !

1. Yang bukan merupakan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan adalah ......

a. cangkok

b. runduk

c. tunas

d. setek

2. Batang tanaman singkong bagian bawah dipotong menyerong kemudian ditanam di tanah yang subur dan diberi peneduh dan disiram. Kegiatan tersebut merupkan salah satu contoh perkembangbiakan dengan cara ......

a. tunas

b. cangkok

c. setek

d. spora

3. Pada jamur tempe, spongrium terletak pada ujung ...... yang menggembung

a. rizoid

b. hifa

c. geragih

d. kotiledon

4. Perkembang biakan tumbuhan secara generatif terjadi melalui .......

a. spora

b. geragih

c. runduk

d. penyerbukan

5. Disebut apakah batang yang tumbuh menjalar di atas atau dibawah permukaan tanah ?

a. geragih

b. umbi akar

c. spora

d. tunas

6. Yang merupakan tempat cadangan makanan bagi tumbuhan biji adalah ......

a. sebuk sari

b. lembaga

c. ovum

d. buluh serbuk sari

7. Bila serbuk sari dari satu bunga jatuh ke kepala putik bunga itu sendiri, dinamakan penyerbukan ......

a. bastar

b. silang

c. sendiri

d. tetangga

8. Yang tidak termasuk ciri-ciri dari penyerbukan bunga melalui perantara serangga ialah ....

a. bentuk kepala sari besar

b. mahkotanya besar

c. berwarna mencolok

d. dapat menghasilkan nektar

9. Dari manakah bakal tunas mendapatkan sumber makanan pada awal pertumbuhannya ?

a. nektar

b. serbuk sari

c. benang sari

d. kotiledon

10. Apakah yang dimaksud dengan kotiledon ?

a. tempat penyimpanan makanan pada putik

b. tempat penyimpanan makanan di dalam biji

c. tempat penyimpanan makanan di dalam akar

d. tempat penyimpanan makanan di dalam batang

Minggu, 10 Januari 2010

TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN PATAR SELAMAT III KECAMATAN SANGKAPURA KABUPATEN GRESIK

PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN PATAR SELAMAT III KECAMATAN SANGKAPURA KABUPATEN GRESIK



ABSTRAK

PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN PATAR SELAMAT III
KECAMATAN SANGKAPURA KABUPATEN GRESIK

Pendidikan sebagai suatu team work yang saling berkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, tentu membutuhkan pengelolaan yang professional. Manajemen merupakan salah satu komponen vital bagi semua aspek pendidikan. Mekanisme manajemen yang kurang bagus akan sangat berpengaruh terhadap mutu atau output pendidikan. Dengan melaksanakan manajemen tersebut secara professional diharapkan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam pembahasan skripsi ini penulis membagi dua bagian. Pertama, permbahasan secara teoritis yang membahas studi kepustakaan dan memfokuskannya kapada teori keilmuan yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Kedua, pembahasan secara empiris, yaitu menyimpulkan data dari hasil penelitian yang meliputi pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah yang bersangkutan, faktor penunjang dan penghambat pelaksanaannya, dan peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengadakan metode observasi, interview dan dokumenter. Sedangkan untuk menganalisa datayang telah dikumpulkan penulis menggunakan analisa “reflektif thinking”, karena jenis data pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif.
Berdasrkan pada data yang diperoleh dari hasil analisa data, diketahui bahwa pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik sudah baik sehingga dapat berperan terhadap peningkatanmutu pendidikan di sekolah tersebut. Terlihat dari hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Sebagai bahan pikiran maupun pertimbangan, beberapa saran yang dianggap penting bagi SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik seyogyanya tugas masing-masing personal harus dioptimalkan, perlu diciptakan kerja samayang baik dan suasana sekolah yang kondusif guna mengembangkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai yang ideal (Abdullah Fadjar, 1994 : 141). Dalam tata kehidupan yang berkembang semakin rumit, proses dan sistem pendidikan sukar berjalan dengan mulus, karena akan terantuk dengan persoalan demi persoalan yang siap menghadang lajunya proses pencapaian tujuan pendidikan.
Rangkaian kejadian-kejadian di sekitar, yang bersifat lokal sampai yang bersifat global yang merefleksikan kualitas manusia di bawah standar ideal, merupakan bukti ketidakmulusan proses dan sistem pendidikan. Bahkan persoalan-persoalan yang selalu timbul menjadi bom waktu yang setiap saat siap meledak dan menghancurkan sistem pendidikan kapan saja.
Kita memang harus prihatin dengan kenyataan yang ada, namun itu saja tidak cukup, tentunya harus disertai dengan menanggapi persoalan-persoalan pendidikan yang timbul. Namun yang pasti diharapkan tumbuhnya suatu kreatifitas yang secara terus menerus berusaha mengembangkan sistem pendidikan.
Agar suatu sistem dapat bekerja dengan baik, dibutuhkan adanya perencanaan dan pengorganisasian yang baik dan teratur. Semua manusia yang terlibat didalamnya harus terorganisasi melalui perencanaan terlebih dahulu sehingga mereka mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta hak dan kewajiban, sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dalam kegiatan ini diperlukan pula adanya koordinasi dan pengawasan atau supervisiyang baik dari pimpinan. Keempat kegiatan tersebut merupakan fungsi pokok dari manajemen. Dengan kata lain jika keempat fungsi tersebut bias diterapkan dengan baik sebagaimana mestinya, maka suatu sistem akan bekerja dengan baik pula.
Sistem merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan (Tadjab, 1994 : 33). Sedangkan manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu (Ngalim P, 1995 : 6).
Setiap sistem pasti memiliki tujuan, dana semua kegiatan dari komponen-komponen atau bagian-bagiannya adalah diarahkan untuk menuju tercapainya tujuan tersebut. Pendidikan sebagai salah satu sistem berarti pendidikan jelas juga mempunyai tujuan. Adapaun tujuan pendidikan nasional menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 4 adalah :
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, estetis, dan demokratis serta memiliki rasa kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Manajemen merupakan salah satu komponen vital sebuah lembaga pendidikan maupun institusi-institusi yang lain. Mekanisme manajemen yang jelek akan sangat berpengaruh terhadap mutu atau out-putnya. Pendidikan dapat dikatakan berkualitas jika berhasil menelorkan out-put atau lulusan yang sesuai dengan tujuan atau cita-cita pendidikan itu sendiri, sedangkan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dalam proses pendidikannya banyak kendala yang dihadapi oleh manajer dalam hal ini adalah kepala sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien, maka diperlukan diantaranya adanya manajemen yang professional. Dengan melaksanakan manajemen pendidikan tersebut, secara professional diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain kondisi sekolah yang masih dalam tahap perkembangan, sementara itu lingkungan sudah mulai masuk dalam bentuk kehidupan yang mulai modern, maka tuntutan masyarakatpun semakin kompleks. Lemahnya kualitas pendidikan termasuk di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, mungkin disebabkan oleh lemahnya peran manajemen dan pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengantisipasi problem yang berkelanjutan dalam bidang pendidikan, dibutuhkan pembenahan-pembenahan terhadap semua unsur yang ada, termasuk pembenahan dalam bidang manajemennya. Dalam rangka untuk memotivasi pengembangan aspek managerial pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura tersebut, maka penelitian ini urgent (penting) utnuk dilakukan dengan diberi judul :
“PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN PATAR SELAMAT III KECAMATAN SANGKAPURA”.

B. RUMUSAN MASALAH
Bertolak dari uraian latar belakang masalah diatas dan supaya permasalahan dalam penelitian ini dapat terjawab secara akurat, maka permasalahanyang akan kami angkat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura?
2. Bagaimana peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura?
3. Apa saja faktor penunjang dan penghambat implementasi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura?

C. TUJUAN PENELITIAN
Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan yang berfungsi sebagai pedoman, arah dan titik akhir dari suatu penelitian. Karena itu dalam penelitian inipun juga mempunyai tujuan yang tentunya sesuai dengan rumusan masalahnya, yaitu :
1. Ingin mengetahui pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
2. Ingin mengetahui peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
3. Ingin mengetahui faktor penunjang dan penghambat implementasi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.

D. MANFAAT PENELITIAN
Setelah penelitian ini selesai dan tujuannya tercapai, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang ilmiah tentang manajemen pendidikan yang baik. Selain itu juga diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dalam pemecahan masalah (problem solving) yang dihadapi dalam dunia pendidikan pada umumnya dan SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura pada khususnya.
Dengan mengadakan penelitian ini, bagi peneliti akan dapat memberikan bekal informasi, baik melalui kajian teoritis, pustaka maupun melalui bentuk empirik. Terutama dalam menghadapi mellenium III dan era pasar bebas ini, setiap individu dituntut untuk senantiasa mengembangkan kualitas diri agar mampu menyesuaikan dan mengantisipasi perkembangan zaman dengan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Agar mudah dalam melakukan penelitian ini dan dapat dilakukan lebih mendalam, maka tidak semua variabel diambil untuk diteliti. Maka yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1. Pelaksanaan manajemen pendidikan yang diapliasikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, baik dari aspek kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana prasarana, dan aspek hubungan dengan masyarakat (humas).
2. Faktor penunjang dan penghambat implementasi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, baik dari aspek kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana prasarana, dan aspek hubungan dengan masyarakat (humas).
3. Peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.

F. PENEGASAN JUDUL
Untuk menghinari adanya kekeliruan dalam pembahasan skripsi ini, maka di sini akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul yang dianggap perlu.
1. Manajemen
Manajemen adalah berarti mengatur, dalam mengatur sesuatu tentunya ada obyek yang diatur, ada proses dan ada pula tujuan pengaturan.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas yang dengannya seseorang dapat berusaha mendapatkan pengalaman dan latihan-latihan yang akan menjadikan setiap tugas masa depannya akan lebih baik dan sempurna.
3. Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan adalah kegiatan memimpin, mengatur dan mnegarahkan watak personal, kerjasama dan fasilitas secara efektif dan efisien dalam interaksi beljar mengajar agar tujuan pendidikan tercapai.
Jadi kesimpulan dari peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura adalah ketertiban atau keikutsertaan dalam pengaturan dan pengaruh terhadap watak personal, kerjasama dan aktivitas, fasilitas secara efektif dan efisien dalam interaksi PBM agar tujuan pendidikan tercapai.

G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian hanya satu lembaga pendidikan, yakni SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, dan yang diteliti adalah pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura meliputi manajemen kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana prasarana, dan aspek hubungan dengan masyarakat (humas).
Selain itu juga mengenai faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, dan bagaimana peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
Obyek ini dilihat lebih secara material (obyek primer). Disamping itu, juga dilihat secara formal, yaitu menyangkut sistem pendidikan yang dikembangkan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.

2. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah model penelitian kualitatif (Qualitative research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau dengan cara-cara lain dari kuantitatif (pengukuran) (Anselm S dan Juliet C, 1997 : 11).
3. Pendekatan dan Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan ole penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan diskriptif kualitatif (Qualitative Discriftive Approach) untuk dapat memahami pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura dalam rangka peningkatan kualitas pendidikannya dan dalam rangka untuk memahami sistem pendidikan yang dikembangkan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura secara keseluruhan.
b. Metode Penelitian
Karena hanya satu lembaga dengan beberapa variabel saja yang diteliti, maka metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Case Studini) yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari dengan intensif latar belakang, serta interaksi lingkungan dalam gambaran unit-unit sosial untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari suatu kasus atau studi dari individu yang kemudian dari sifat-sifat di atas akan dijadikan yang bersifat umum (Nazir, 1988 : 66).
Dalam penelitian ini, metode kasus yang digunakan untuk mengetahui secara mendetail tentang latar belakang, sifat sertakarakter-karakter yang khas dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura. Kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum dalam hal ini adalah sistem pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
4. Jenis, Sifat dan Sumber Data
Dengan demikian jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif, baik yang bersifat tekstual maupun factual. Adapaun dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber, antara lain :
a. Sekolah (dokumen)
b. Kepala Sekolah
c. Guru
d. Karyawan, dan
e. Siswa

5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data
1). Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu studi yang sistematik dan yang dipertimbangkan dengan baik melalui “mata” kejadian-kejadian spontan pada saat mereka terjadi (Winardi, 1986 : 96). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a) Struktur Organisasi SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura
b) Kondisi fisik SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura
c) Suasana kerja kepala sekolah, dewan guru dan karyawan
d) Suasana aktivitas proses belajar mengajar (PBM)
2). Metode Interview
Metode interview adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab kepada responden secara lisan, yang terdiri dari dua orang atau lebih, berhadap-hadapan secara fisik (Sutrisni Hadi, 1990 : 192). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a) Latar belakang berdiri dan sejarah perkembangan SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
b) Pelaksanaan manajemen pendidikan dan proses belajar mengajar di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
c) Faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
Adapun responden dalam interview ini adalah kepala sekolah beserta koordinator bidang dan para karyawan dan sebagian siswa.
3). Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan dan mengenai hal-hal atau variabel tertentu yang berupa catatan, buku, transkrip, surat, agenda dan sebagainya (Auharsimi Arikunto, 1991 : 131).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a) Keadaan jumlah personal yang ada
b) Sumber dana dan pengelolaannya
c) Jumlah fasilitas yang dimiliki
d) Struktur organisasi dan pembagian kerja personalnya, dan sebagainya.
b. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, data tersebut disusun atau dikelompokkan secara logis kemudian dianalisa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik reflective thinking, yaitu teknik menganalisa data dengan pemikiran secara teliti, logis, sistematis terhadap semua data yang dikumpulkan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, kategorisasi dan menginterprestasi melalui teknik analisis kualitatif, tidak dengan teknik statistik.
Metode analisis kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi atau sifat sesuatu, misalnya : cukup, sedang, kurang dan lain-lain (Amirman Y dan Zainal A, 1993 : 46).
c. Metode Deduksi
Yang dimaksud dengan metode deduksi adalah suatu proses berpikir yang didasarkan atas dasar rumusan-rumusan yang bersifat umum kemudian ditarik pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus (Sutrisno Hadi, 1967 : 32).
d. Metode Induksi
Yang dimaksud dengan metode induksi adalah suatu proses berpikir yang didasarkan atas dasar rumusan-rumusan yang bersifat khusus kemudian ditarik pada suatu kesimpulan yang bersifat umum (Sutrisno HAdi, 1967 : 42).
e. Metode Komparatif
Sedangkan yang dimaksud dengan studi komparatif adalah penyelidikan diskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang hubungan-hubungan sebab-akibat, yakni meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor yang lain (Winarno S, 1990 : 143).

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara garis besarnya, pembahasan skripsi ini terbagi dalam dua bagian, yaitu pembahasan teoritis sebagai kerangka acuan yang disusun melalui pengkajian teori-teori yang digunakan, dan pembahasan empiris sebagai upaya mencari jawaban terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Keseluruhan pembahasan dalam skripsi ini menjadi empat bab berdasarkan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini dimaksudkan agar pembaca sudah mendapat gambaran secara global dari isi skripsi ini. Oleh karena itu dalam bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dan ruang lingkup penelitian, penegasan judul, metodologi penelitian yang memuat tentang obyek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, sifat dan sumber data, teknik pengumpulan dan analisis data serta metode pembahasan, yang kemudian diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab ini sebagai pangkal tolak ukur dalam melakukan kasus dan penulisan skripsi.

BAB II berisi tentang kajian teoritis dari berbagai macam teori yang menjadi dasar yang memperkokoh dan menguatkan pokok-pokok pikiran di atas. Pembahasannya meliputi konsep dasar manajemen pendidikan yang terdiri dari arti dan tujuan manajemen pendidikan, unsur-unsur manajemen pendidikan dan fungsi manajemen pendidikan yang berkualitas meliputi pembahasan kualitas pengelolaan/manajemen, kualitas proses dan kualitas hasil. Bab ini berfungsi sebagai acuan dan landasan dasar dalam melakukan penelitian dan hasil laporannya.

BAB III merupakan bab yang membahas tentang penyajian empiris yaitu penyajian tentang hasil penelitian di lapangan yang meliputi latar belakang obyek, juga penyajian dan analisis data, berisi pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan manajemen pendidikannya, dan peranan manajemen pendidikan dalam peningkatan kualitas pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura tersebut. Bab ini berfungsi untuk melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.

BAB IV merupakan bagian akhir atau penutup dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan realita hasil pendidikan, serta lampiran-lampiran untuk melengkapi hasil penelitian.

Manajemen Pendidikan, Problematika dan Tantangannya

Manajemen Pendidikan, Problematika dan Tantangannya
Oleh : Choirul Ihwan (Santri PonPes UII)

Pendahuluan
Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM (Sumber Daya
Manusia) masyarakat bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat
pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner,
memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah
pentingnya manajemen dalam pendidikan diterapkan.
Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan
untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memiliki
manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan
masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan
tertinggal dari modernitas.
Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa
dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya terkadang para pengelola pendidikan
tidak menyadari akan hal itu, oleh karena itu, tulisan ini akan sedikit mengulas tentang
problematika, tantangan serta isu-isu yang berkaitan dengan manajemen pendidikan.
Definisi Manajemen
Sebagaimana dicatat dalam Encyclopedia Americana manajemen merupakan "
the art of coordinating the ele-ments of factors of production towards the achievement of
the purposes of an organization", yaitu suatu seni untuk mengkoordinir sumberdaya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (www.bpkpenabur.or.id). Sumberdaya
organisasi tersebut meliputi manusia(men), bahan baku(ma-terials) dan
mesin(machines).Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan
efisien sehingga dapat memenuhi harapan berbagai pihak (stake-holders) yang
mempunyai kepentingan terhadap organisasi.
Pendidikan
Pendidikan merupakan setiap proses di mana seseorang memperoleh
pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/keterampilan
(skills developments) sikap atau mengubah sikap (attitute change). Pendidikan adalah
suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal _hal tertentu sebagai akibat
proses pendidikan yang diikutinya
Sebagai bagian dari masyarakat, pendidikan memiliki fungsi ganda yaitu fungsi
sosial dan fungsi individual. Fungsi sosialnya untuk membantu setiap individu menjadi
anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa
lalu dan sekarang, sedangkan fungsi individualnya untuk memungkinkan seorang
menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya
untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru). Fungsi tersebut dapat dilakukan
secara formal seperti yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan, maupun informal
melalui berbagai kontak dengan media informasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV,
radio dan sebagainya.
Manajemen Pendidikan
Dari pengertian diatas, manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan
prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan
dan sasaran pendidikan.
Tujuan pendidikan sebagaimana tertuang pada UU Nomor 2 tahun 1989 pasal 4,
antara lain dirumuskan : "Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".
Sasaran pendidikan secara makro sebagaimana yang terdapat dalam lembagalembaga
pendidikan dapat diklasifikasikan pada beberapa hal, antara lain akuisisi
pengetahuan (sasaran kognitif), pengembangan keterampilan/kemampuan (sasaran
motorik) dan pembentukan sikap (sasaran afektif).
Sasaran sasaran makro ini kemudian diterjemahkan dalam berbagai bentuk
sasaran mikro yang dapat diukur secara rinci dan spesifik berupa apa yang diharapkan
dari hasil belajar mengajar. Salah satu sasaran yang dapat diukur untuk sasaran kognitif
adalah nilai hasil akhir belajar (NEM) dan perankingan sebagai implikasi dari NEM.
Untuk sasaran motorik, terkait dengan apa yang telah dihasilkan oleh siswa, sedangkan
untuk sasaran afektif, terkait dengan perubahan sikap/perilaku siswa setelah proses
belajar mengajar.
Oleh karena itu, pendidikan pun memerlukan adanya manajemen pendidikan
yang berupaya mengkoordinasikan semua elemen pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sebagaimana pada manajemen secara umum, manajemen pendidikan
meliputi empat hal pokok, yaitu perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan,
penggiatan pendidikan, dan pengendalian atau pengawasan pendidikan. Secara umum
terdapat sepuluh komponen utama pendidikan, yaitu: peserta didik, tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, paket instrusi pendidikan, metode pengajaran (dalam proses
belajar mengajar), kurikulum pendidikan, alat instruksi & alat penolong instruksi, fasilitas
pendidikan, anggaran pendidikan, dan evaluasi pendidikan.
Perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan semua komponen
pendidikan, agar dapat terlaksana proses belajar mengajar yang baik dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengorganisasian pendidikan ditujukan untuk
menghimpun semua potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang
sinergis untuk dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Penggiatan pendidikan merupakan pelaksanaan dari penyelenggaraan
pendidikan yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh organisasi penyelenggara
pendidikan dengan memparhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam
perencanaan. Sedangkan pengendalian pendidikan dimaksudkan untuk menjaga agar
penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan sesuai yang direncanakan dan semua
komponen pendidikan digerakkan secara sinergis dalam proses yang mengarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Semua hal pokok tersebut ditujukan untuk menghasilkan
keluaran secara optimal seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan pendidikan.
Oleh karena itu, manajemen pendidikan dalam perkembangannya memerlukan
apa yang dikenal dengan Good Management Practice untuk pengelolaannya. Tetapi
pada prakteknya, Good management practice dalam pendidikan masih merupakan
suatu hal yang elusif. Banyak penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa
manajemen pendidikan bukanlah suatu hal yang penting, karena kesalahan persepsi
yang menganggap bahwa domain manajemen adalah bisnis.
Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
keberhasilan Good Management Practice dalam pendidikan, beberapa hal tersebut
teringkas dalam item-item sebagai berikut :

1. Sasaran Pendidikan: Aspek afektif

Salah satu isu utama keberhasilan pendidikan adalah sejauh mana tingkat
afektifitas yang dimiliki oleh anak didik. Apakah anak didik akan menjadi lebih saleh,
lebih berbudi pekerti, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Hal itulah yang seharusnya menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan.
Fenomena yang ada berupa maraknya tawuran, konsumsi narkoba dan jual beli
ujian di sekolah membuktikan bahwa sasaran afektif masih terabaikan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Baik dalam pendidikan yang berbasis agama maupun
tidak. Perilaku dan sikap anak di berbagai lembaga pendidikan berbasis agama tidaklah
berbeda signifikan dengan mereka yang bersekolah di sekolah non agama. Padahal
aspek afektifitas inilah yang seharusnya menjadi nilai jual lebih lembaga pendidikan
berbasis agama dibandingkan lembaga pendidikan berbasis non agama.
Fenomena tersebut muncul karena sekolah hanya menanamkan nilai-nilai
skolastik secara teoritis saja, tanpa disertai dengan praktek langsung terhadap nilai-nilai
tersebut. Dalam hal ini sasaran afektif yang ingin dicapai tidak dijabarkan secara nyata
dalam kehidupan para anak didik. Sehingga Banyak institusi pendidikan berbasis agama
berhasil menempatkan anak didiknya dalam posisi terhomat dari segi skolastik, namun,
di balik sukses ini justru terjadi kegagalan besar dalam membentuk anak sebagai
manusia seutuhnya yang mempunyai kepedulian besar terhadap orang lain, masyarakat
sekitar dan isu-isu sosial yang berkembang dalam masyarakat.

2. Manajemen Guru

Guru sebagai salah satu sumber daya terpenting pendidikan, sampai saat ini
masih merupakan sumber daya yang undermanaged atau bahkan mismanaged.
Pimpinan pendidikan pada umumnya masih melihat guru sebagai faktor produksi saja.
Padahal manajemen guru, adalah suatu hal yang bisa dikatakan sangat penting untuk
keberhasilan suatu pendidikan. Manajemen guru harus diatur mulai dari proses seleksi
dan rekrutmen guru, proses pengembangan kemampuan guru sebagai tenaga pengajar
sampai pada proses motivasi guru agar dapat mempunyai komitmen tinggi.
Parahnya guru diperlakukan dapat kita ketahui di berbagai media masa. Mulai
dari gaji yang tidak cukup untuk hidup layak sampai tidak adanya jaminan kesehatan
apalagi jaminan hari tua. Tidak sedikit guru yang kemudian bekerja sambilan sebagai
tukang ojek. Tidaklah juga mengherankan kalau ada di antara mereka yang melakukan
tindakan tidak terpuji seperti menjual soal ujian dan sebagainya. Pihak penyelenggara
pendidikan lebih mementingkan surplus sekolah ketimbang meningkatkan kesejahteraan
guru. Padahal pendidikan dan keberhasilan pendidikan mencapai sasaran amat ditentukan
oleh guru.

3. Peningkatan Pengawasan
Dalam manajemen pendidikan, fungsi pengawasan sepertinya menempati posisi
terlemah. Hal ini bisa kita lihat pada misalnya hampir tidak adanya upaya untuk
menganalisis mengapa NEM terus merosot dari tahun ke tahun atau mengapa jumlah
siswa merosot padahal biaya pendidikan sudah relatif murah. Selama ini, kegiatan
pengawasan hanya difokuskan kepada presensi guru dan murid. Walaupun hal itu
penting, namun lebih banyak aspek pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian
sasaran yang masih luput dari pengawasan.
4. Manajer Pendidikan
Keberhasilan manajemen pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran serta
manajer/pengelola pendidikan. Selama ini yang kita lihat adalah peranan ganda yang
dijalankan oleh komponen pendidikan. Guru merangkap sebagai karyawan, dan bahkan
guru menempati posisi sebagai kepala institusi pendidikan itu sendiri. Efisiensi biaya
sering dijadikan alasan penerapan sistem tersebut. Padahal urusan manajemen sangat
berbeda dengan urusan belajar-mengajar. Seharusnya manajer pendidikan dipegang
oleh orang yang benar-benar ahli dalam manajemen dan tidak berperan sebagai guru
pengajar. Hal ini selain karena faktor professionalisme juga agar masing-masing
komponen lebih fokus pada bidang yang mereka garap.
Fenomena yang terjadi selama ini adalah promosi seorang guru yang baik
menjadi manajer pendidikan tanpa melewati persiapan memadai seperti
penyelenggaraan pelatihan dan penyiapan manajer sekolah. Tidaklah heran, banyak
guru baik yang lalu menjadi manajer pendidikan yang gagal, karena ia menempati
tingkatan inkompetensinya dalam bidang manajerial. Hal ini dibiarkan berlarut-larut,
tanpa adanya tindakan dari institusi pendidikan untuk secara serius mencari dan
memposisikan seorang manajer sebagai manajer pendidikan di institusi tersebut.
Kerberhasilan penyelenggaraan pendidikan ditentukan oleh tersedianya manajer
pendidikan yang handal. Isu ini menjadi lebih relevan mengingat persaingan dalam
setiap jenjang dunia pendidikan kita makin intens. Tanpa manajemen dan manajer
handal, akan banyak lembaga pendidikan yang gulung tikar karena tidak berhasil
memuaskan para stakeholders.

5. Partisipasi Manajer Bisnis
Dalam membenahi manajemen pendidikan, tidak ada salahnya bagi
penyelenggara pendidikan untuk memanfaatkan keterampilan menajerial para manajer
bisnis. Fakta di manca negara membuktikan keefektifan pendekatan ini. Karena fungsi
manajemen bersifat universal dan keterampilan manajemen dapat ditransfer dari satu
bidang ke bidang lain, maka jalan pintas yang dapat diambil yaitu, sambil menyiapkan
manajer pendidikan, memanfaatkan tenaga manajer bisnis yang tersedia untuk
mengelola pendidikan.
Kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman berbagai sekolah bisnis di
Amerika Serikat yang merekrut para manajer bisnis yang ternyata berhasil
meningkatkan kinerja sekolah bisnis tersebut. Hal ini selayaknya diuji cobakan pada
institusi-institusi pendidikan di tanah air, untuk mencapai kemajuan manajemen
pendidikan.

6. Aliansi Antarsekolah

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk memajukan institusi pendidikan adalah
melakukan aliansi antar institusi pendidikan. Melalui koordinasi asosiasi lembaga
pendidikan (seperti MDPK/MPPK), suatu lembaga pendidikan dapat belajar dari good
management practice lembaga pendidikan lain. Begitu juga melalui proses
benchmarking, suatu lembaga dapat belajar dari pengalaman lembaga lain.

7. Kebijakan Pemerintah

Selain faktor-faktor internal lembaga pendidikan, faktor eksternal berupa
keterlibatan pemerintah dalam pendidikan juga sedikit banyak mempengaruhi
manajemen pendidikan di negara tersebut. Misalnya pada manajemen pendidikan
sentralistis. Penerapan manajemen pendidikan sentralistis sebagai kebijakan
pemerintah ternyata menjadikan proses demokratisasi dan desentralisasi
penyelenggaraan pendidikan terutama di daerah, menjadi kurang terdorong dan nilainilai
lokal tempat institusi pendidikan kurang terakomodasi dalam pelaksanaan
pendidikan.
Isu-isu diatas menjadi PR bagi institusi pendidikan untuk menjadikan pendidikan
yang memiliki mutu dan kualitas tinggi. Hal ini memerlukan keterlibatan semua pihak
untuk mewujudkannya. Semua stakeholders pendidikan mencakup orang tua,
masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah nasional harus turut serta dalam

6
. Penyelenggaraan aspek-aspek manajemen.
Selain itu perubahan sikap dan tingkah laku semua stakeholder yang semestinya
sesuai dengan tuntutan manajemen modern, juga merupakan salah satu tantangan yag
harus dihadapi. Karena hal ini memerlukan upaya penyadaran dan sosialisasi terhadap
semua stakeholder untuk menerima hal yang baru. Dan yang tak kalah pentingnya
adalah bagaimana memasukkan nilai-nilai lokal kedalam manajemen pendidikan
sehingga nantinya pendidikan akan menghasilkan keluaran yang berkomitmen untuk
membangun daerahnya bukan keluaran yang malah pergi meninggalkan daerahnya
hanya untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya pribadi.

Penutup

Pada dasarnya manajemen pendidikan sangat diperlukan oleh semua pihak
yang terkait dengan pendidikan. Tetapi dalam penerapannya ternyata tidak sesederhana
yang dibayangkan. Ada banyak tantangan dan problematika yang harus ditangani demi
terlaksananya manajemen pendidikan. Tantangan tersebut tidak akan bisa diatasi jika
hanya ditangani oleh individu sebagai elemen pendidikan, tetapi semua pihak harus
bekerja sama bahu membahu untuk menghadapi sekaligus menyelesaikan problematika
tersebut agar cita-cita pendidikan bisa direalisasikan sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya.

Referensi

http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200006/artikel3.htm.
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/14/1102.htm
Fatah, Nanang. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
7